image-logo
Apa definisi sukses itu? Dari yang aku renungi, tiap orang punya definisi suksesnya masing-masing.
post
/post/sukses-untuk-tiap-orang/
Sukses itu Berbeda-beda untuk Tiap Orang

Sukses itu Berbeda-beda untuk Tiap Orang

Saat membuat tulisan ini, aku habis mendapat kabar tentang seorang kenalan, yang bisa dikatakan sudah memiliki karir bagus dan Bekerja di ranah internasional. Saat aku melihatnya, yang terlintas di pikiranku adalah 'dia sudah sukses'.

Lalu terbesit pertanyaan di kepalaku: Apa definisi sukses itu?

menikah? dapat uang banyak? kerja di perusahaan besar? meraih target dan mimpi yang sudah direncanakan? Atau lebih abstrak dari itu, seperti bahagia?

Menurutku, sukses itu sesederhana 'bisa meraih sesuatu', dan makna 'sesuatu' tersebut bisa sangat luas. Dan tentunya ini subjektif tiap orang, artinya kriteria sukses tiap orang bisa berbeda-beda.

Seperti contoh, kenalanku yang sudah sukses di atas dengan karir impiannya. Atau seseorang yang bisa tinggal di luar negeri. Untuk beberapa orang, sukses itu bisa lebih sederhana lagi. Misal sekedar punya uang dan rumah untuk mencukupi kebutuhan keluarga; sebuah keinginan yang lumrah.

Pada akhirnya, itu kembali ke prioritas tiap orang. Prioritas kita akan terlihat dari ke mana energi kita dikerahkan, bukan dari apa yang kita katakan akan lakukan.

Mungkin yang membuat standar sukses berubah adalah efek dari influencer di internet. influencer-influencer tersebut menampilkan realita yang menunjukkan kalau sukses itu ada di posisi tinggi; punya uang sekian banyak, punya properti tertentu, atau sekadar bisa ke luar negeri. Walau sejujurnya, untuk beberapa orang, mungkin mimpi itu hanya bekisar 'bisa beri makan keluarga saja'. Tapi mereka pun tentu juga bekerja keras kan?

Definisi sukses Itu pun bisa berubah-ubah, tergantung prioritasnya. Beberapa memilih untuk meraih mimpinya, dan mengerahkan hidupnya seluruhnya untuk hal tersebut. Beberapa memilih untuk cukup menafkahi keluarga dan meluangkan waktunya untuk mereka asalkan bisa makan. Beberapa Ada yang memilih untuk hidup biasa-biasa saja asal bisa memenuhi kebutuhannya, dan fokus pada ketakwaan. Tidak ada yang salah atau benar, Ada banyak jenis prioritas.

Ketika sudah menentukan prioritas, maka buktikan dengan memanfaatkan waktu dan energi kita tersebut untuk meraih prioritas yang sudah kita tentukan. Hal tersebut tidak bisa kita raih dengan berleha-leha saja.

Tiap orang akan meraih apa yang Ia niatkan; reward-nya dari Allah. Dan tentunya, reward tersebut akan ditentukan oleh ketakwaan kita, karena itulah yang Allah lihat. Bukan dari kedudukan kita di mata manusia.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah berkata:

Bertakwa kepada Allah dan melaksanakan kewajiban iman termasuk di anara sebab-sebab yang dengannya dunia dapat diraih, seperti banyaknya anak, rezeki yang melimpah, dan kekuatan fisik, meskipun tentu ada sebab-sebab lain untuk itu. Dan ketakwaan merupakan satu-satunya sebab yang tidak ada penggantinya dalam meraih kebaikan akhirat dan keselamatan dari siksaannya. (Taisir Al-lathif Al-Mannan Jilid. 1 hal. 190)

Aku teringat kisah Ummu Mihjan, seorang tukang sapu masjid nabawi yang hitam dan tua renta. Ketika beliau meninggal, Rasulullah tidak diberitahu oleh sahabat mengenai kabar meninggalnya beliau. Maka ketika mengetahui hal tersebut, beliau segera datang ke kuburannya dan menshalatinya.

Bayangkan saja, tukang sapu pun sebegitu dihargai oleh Rasulullah, padahal kalau kita lihat dari kacamata kesuksesan kita, tukang sapu hanya pekerjaan 'rendahan', dan mungkin kita akan lupa dengan tukang sapu yang ada di sekitar kita. Sejujurnya ini jadi reminder pribadi juga sih agar tidak meremehkan siapapun, apalagi kalau sudah ada di posisi atas dan sukses. Karena kita tidak tahu apakah orang yang kita anggap remeh tersebut memiliki ketakwaan yang justru lebih besar dari kita.

Dan sebagai penutup, perlu kembali diingat kalau ini semua kembali ke niat kita. Apakah target kesuksesan yang ingin kita raih karena kebaikan, atau bukan. Dan pertanyaan ini, hanya hati kita sendiri yang tahu.

Penulis: Zira Fariza